Senyum pada hakikatnya adalah salah satu anugerah
indah dari Tuhan Yang Maha Indah. Tuhan
sengaja menganugerahkan senyum sebagai
bagian dari keindahan manusia. Sayang,
anugerah indah ini, tidak banyak ditemui di wajah banyak manusia. Dunia akan jauh lebih indah bila penduduknya
gemar tersenyum.
Hidup dan kehidupan manusia pun akan lebih indah dan
menenteramkan bila kita menemui banyak senyum di sekeliling kita. Terutama sang senyum dari wajah kita sendiri. Bukankah sangat enak bila kita menerima
senyum? Dan bukankah jauh lebih enak
bila kita lah yang memberi senyum?
Saudara, senyum yang sederhana, mudah dan gratis itu
ternyata menyimpan banyak keajaiban.
Setidaknya dari berbagai pengalaman dalam hidup saya. Yap, dalam hidup saya, saya menemui banyak
keajaiban. Bentuknya macam-macam. Ada
kemudahan, kesehatan, kekayaan, kebaikan, solusi dan sebagainya dari
sebuah senyuman.Sang senyum – lengkungan yang menurut Pak Gede Prama
bisa meluruskan banyak hal – adalah hal yang luar biasa. Ia seperti oase di
tengah gurun pasir. Ia seperti setetes
air jernih dari mata air yang bisa menghilangkan dahaga. Ia seperti udara bagi yang tercekik. Ia seperti sumbangan uang bagi fakir miskin
yang dirawat di rumah sakit. Ia seperti
mangga muda bagi ibu muda yang sedang ngidam.
Ia seperti pinjaman uang bagi yang sedang membutuhkan. Ia juga seperti semangkuk mie instan
bagi pengungsi yang kelaparan.
Senyum pada hakikatnya adalah kebutuhan
manusia. Siapa yang senang tersenyum
membuat jiwa, perasaan, pikiran dan fisiknya terpenuhi salah satu kebutuhannya. Bila manusia tidak senang tersenyum, ada luka
di jiwa, rasa dan pikirnya. Sang jiwa
yang terluka membuat hidup dipenuhi kegelisahan. Sang rasa yang terluka membuat hidup tidak
tenang. Sang pikir yang terluka membuat
hidup penuh beban.
0 komentar:
Posting Komentar